Pari kekeh (Wedge fish) dan pari kikir (Giant guitar fish) masih menjadi komoditas incaran nelayan karena harga dan permintaan yang tinggi di pasar. Tingginya tingkat penangkapan menyebabkan biota ini masuk dalam daftar spesies yang terancam punah menurut IUCN Red List. Keberadaan data tentang pari kekeh dan pari kikir yang masih terbatas, menjadi salah satu topik penting yang perlu diangkat untuk diteliti lebih lanjut. Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI) banyak melakukan kajian kedua biota pari ini, utamanya di Perairan Utara Jawa.
Kajian yang telah dilakukan tersebut dipresentasikan dalam “The 7th International Conference of the Asian Society of Ichthyologists 2024” yang diselenggarakan di Penang, Malayasia. Kegiatan ini berlangsung pada 28 – 29 Mei 2024 yang dihadiri oleh berbagai peserta dari 18 negara.
Pada kesempatan ini. FRCI mendelegasikan 3 orang yakni Heidi Retnoningtyas, Agavia Kori Rahayu, dan Marsha Hamidah. Ketiga delegasi ini memaparkan 3 judul yaitu: 1) Utilizing a proxy method for fish stock discrimination to support effective fisheries management, 2) Fisher community outreach efforts in rhino ray conservation, 3) Fisher participation on rhino-rays data collection and juvenile release: Citizen science implementation in Rembang, Central Java, Indonesia.
Melalui partisipasi FRCI dalam kegiatan konferensi internasional ini, diharapkan menjadi salah satu langkah awal untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran dan pentingnya kajian pari kekeh dan pari kikir di Indonesia.